Medan Kita Semua


“KOTA MEDAN”


Medan adalah kota keempat terbesar di Indonesia setelah Jakarta,Surabaya,dan Bandung. Populasi penduduknya mencapai 2 juta jiwa dan terdiri dari beragam etnis, seperti Batak, Melayu, Jawa, Minang, Aceh, dan Tionghoa.
Sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara,Medan dijadikan kota penghubung di sektor ekonomi dan komersial bagi kawasan regional.Medan juga dikenal sebagai salah satu penghubung utama kawasan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia mengingat lokasi ketiganya yanng dekat.
Di sektor pariwisata,Medan memang tak punya banyak objek wisata alam yang bisa dieksplorasi dibandingkan kota-kota lain di Pulau Sumatera, misalnya Bukittinggi atau Lampung.Namun ada Danau Toba, danau terbesar di Indonesia dengan pulau kecil di tengahnya,yang meskipun tidak termasuk wilayah kota Medan, banyak dikunjungi wisatawan yang berlibur di Medan.Berbagai santapan khas Medan juga banyak diincar.
Agar lebih afdol,jangan lupa rasakan pula jajanan durian di warung-warung yang bisa dengan mudah ditemukan di tepi jalan.Dan jangan lupa mencicipi buah durian medan,satu buah durian berukuran besar dijual seharga sekitar Rp 40.000.

Transportasi menuju Medan
Sejak 25 Juli 2013, Bandara Internasional Kuala Namu resmi beroperasi menggantikan Bandara Internasional Polonia. Bandara ini merupakan bandara yang terbesar kedua setelah Soekarno-Hatta di Jakarta. Yang membuatnya istimewa, Kuala Namu adalah bandara pertama di Indonesia yang memiliki fasilitas kereta yang menghubungkan bandara dengan kota Medan.
Berikut jadwal kereta api dari stasiun Medan ke Kuala Namu: 03.30; 04.50; 06.15; 08.20; 11.10; 13.45; 15.15; 17.15; 19.20; dan 20.00 WIB. Sementara jadwal dari Kuala Namu ke Medan adalah: 05.50; 06.20; 08.00; 09.25; 12.25; 14.55; 16.25; 18.50; 20.25; dan 24.15 WIB. Pemesanan tiket bisa dilakukan secara online di www.railink.co.id.
Untuk penerbangan langsung ke Medan, banyak maskapai penerbangan, baik domestik dan internasional yang menyediakan rute ini. Misalnya Garuda Indonesia, Lion Air, Merpati Nusantara, dan Sriwijaya Air menyediakan rute penerbangan ke Medan dari banyak kota di Indonesia, diantaranya Jakarta, Padang, Pontianak, dan Makassar.
Dari Kuala Lumpur dan Singapura, ada Air Asia, Firefly, Garuda Indonesia, Jetstar, Malaysia Airlines, Malindo Air, Silk Air, dan Tigerair yang melayani penerbangan ke Medan.
Liburan ke Medan
Bagi yang ingin relaksasi,bisa menyepi Danau Toba dan menikmati pemandangan alam di sekitarnya.Bisa juga lanjut menyeberang ke Pulau Samosir.
Untuk pecinta sejarah,Anda bisa menyambangi Istana Maimum peninggalan kejayaan Kesultanan Deli.Hingga saat ini Istana Maimum masih dipakai untuk upacara adat dan menerima pembesar dari negara lain.Sambangi pula Museum Negara yang menyimpan koleksi peninggalan patung-patung dan nisan dari abad ke-12 .



Tempat wisata di Medan

Penangkaran Buaya Asam Kumbang (FOTO: winnyradc.wordpress.com)
Penangkaran Buaya Asam Kumbang
Penangkaran Buaya Asam Kumbang berlokasi di Jalan Bunga Raya II No 59, Sunggal. Penangkaran ini didirikan pada tahun 1959.Ribuan ekor buaya yang terdiri dari berbagai jenis dan ukuran dipelihara di sini. Buaya-buaya tersebut ditempatkan di kolam dan danau buatan. Tenang saja, ada jarak yang terbilang aman sehingga pengunjung tak perlu khawatir untuk mengunjungi penangkaran ini.
Jam buka       :Setiap hari pukul 09.00 – 17.00
Harga tiket     :Rp 5.000





Istana Maimun Medan
Tampak depan Istana maimun yang megah.
Istana Maimun
Istana peninggalan Kesultanan Deli ini merupakan bekas pusat kerajaan yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Medan, Sumatera Utara.Istana Maimum dibangun pada masa jaya Kesultanan Deli adalah saat berada di bawah kepemimpinan Sultan Makmum Al Rasyid Perkasa Alamsyah, tepatnya tahun 1888.Bangunan istana terdiri dari dua lantai yang didominasi warna kuning. Arsiteknya ialah seorang kapten Koninklijk Nederlandsch Indisch Legar (KNIL) bernama Th Van Erp.
Arsitekturnya mengadopsi gaya Timur Tengah, Eropa, India, Melayu, dan Mogul. Terlihat dari dinding dan atapnya yang memadukan gaya rancang Melayu dan Timur Tengah, dan pintu serta jendela yang dibuat lebar dan tinggi. Sementara atapnya dibuat melengkung layaknya kubah masjid, kental dengan nuansa Arab.
Istana terbagi menjadi dtiga area, yakni ruang induk, sayap kanan, dan sayap kiri. Pengunjung diperbolehkan tur keliling area tengah istana, sementara bagian sayap masih dihuni oleh keturunan sultan. Beberapa penginggalan Kesultanan Deli seperti tombak, keris, payung kebesaran, lima gebuk tempat air untuk membasuh tangan dan kaki sultan) masih tersimpan baik di istana.Di bagian halaman, terdapat Meriam Puntung, yang menurut legendal merupakan jelmaan Putri Hijau. Ia berubah menjadi meriam saat Kesultanan Deli diserang oleh Kerajaan Aceh akibat pinangan terhadap sang putri ditolak.
Jam buka       :Setiap hari pukul 08.00 – 18.00wib
Harga tiket     :Sumbangan masuk Rp 5.000 – Rp 10.000
Masjid Raya Al Mashun yang menjadi salah satu ikon kota Medan. (FOTO: ANTARA/Irsan Mulyadi)
Masjid Raya Al Mashun yang menjadi salah satu ikon kota Medan.
Masjid Raya Medan (Masjid Raya Al Mashun)
Masjid Raya Medan adalah salah satu  ikon kota Medan.Lokasinya di Jalan Masjid Raya Medan,atau sekitar 200 meter dari Istana Maimun,sama halnya dengan istana,masjid ini juga dibangun pada masa pemerintahan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah.Pada mulanya,arsiteknya pun sama, namun di digantikan oleh Dingemans karena Th van Erp mesti menyelesaikan restorasi Candi Borobudur.
Rancangan masjid bergaya Maroko dengan kubah-kubah kecil di setiap menara masjid. Bangunan inti berbentuk segi delapan dengan pilar-pilar besar di setiap sisinya. Tak seperti masjid pada umumnya, tidak ada hiasan kaligrafi, hanya hiasan bergambar bunga dan lampu kristal yang menghias bagian dalam masjid.
Tjong A Fie Mansion
Nama rumah ini diambil dari seorang keturunan Tionghoa Melayu.Tjong A Fie adalah seorang pengusaha asal Tiongkok yang sukses dengan bisnis perkebunan di Sumatera.Ia juga dikenal dermawan dan dihormati di kawasan Sumatera.Semasa hidupnya, ia kerap menyumbang pembangunan rumah ibadah di Medan, seperti masjid, gereja,dan kelenteng.
Tjong A Fie Mansion dianggap sebagai salah satu ikon budaya di Medan. (FOTO: tjongafiemansion.com)
Tjong A Fie Mansion dianggap sebagai salah satu ikon budaya di Medan.
Bangunan Mansion Tjong A Fie nya mengadopsi gaya rancang Tionghoa, Melayu,dan Eropa. Lokasinya di daerah Kesawan, dekat dengan pusat kuliner Merdeka Walk. Di rumah ini tersimpan lukisan dan peralatan rumah tangga yang mencerminkan kehidupan budaya Tionghoa dan Melayu. Kondisi seluruhnya masih terawat dengan baik.
Mansion Tjong A Fie termasuk ke dalam cagar budaya dan menjadi salah satu ikon dan simbol sejarah multietnis di kota Medan. Di dalamnya terdapat beberap ruangan, termasuk galeri foto tempo dulu, lobby lounge excecutive, butik & Museum, serta kafe yang menyajikan resep kuliner peranakan.
Kuliner di Medan
Bicara kuliner Medan tak bisa lepas dari Mie Titi Bobrok.Lokasinya di Jalan Setiabudi No. 17C.Menu yang dijual sebenarnya adalah masakan Aceh dengan tiga pilihan mie,yakni mie goreng,kuah, dan basah.Dua menu yang banyak dipesan ialah Mie Kepiting dan Martabak Telur.Bagi yang sudah mencoba,mengaku racikan bumbu yang sarat rempah yang menjadikan mie ini istimewa. Satu porsi mie kepiting dijual seharga Rp 17.500,sementara mie lain bisa dinikmati dengan harga Rp 10.000.
Beralih ke menu lain,Lontong Medan Kak Lin di Jalan Cik Ditiro No. 8 F-G-H juga sayang dilewatkan.Lontongnya empuk dan lembut, dan biasa disajikan dengan tauge, kangkung atau sayuran lainnya, dan telur balado. Anda juga bisa menambah sate kerang yang harga per tusuknya Rp 4.000 sebagai pelengkap.Satu porsi lontong bisa didapatkan dengan harga Rp 15.000.
Tampilan Lontong Medan Kak Lin yang menggugah selera. (FOTO: obetpunya.blogspot.com)
Tampilan Lontong Medan Kak Lin yang menggugah selera.
Kalau yang ini mungkin tidak semua orang suka, mengingat aroma dan rasanya yang dianggap terlalu kuat bagi sebagian orang.Yup, apalagi kalau bukan durian.Di jalan KH.Wahid hasyim,ada satu warung durian yang buka pada malam hari dan sangat populer,namanya Ucok Durian.Pengunjung bisa menyantap durian langsung di tempat.Bisa pilih sendiri atau dipilihkan oleh sang penjual.Kalau kebetulan dapat yang busuk,bisa minta ganti tanpa biaya tambahan.Satu buah durian berkisar antara Rp 20.000 – Rp 40.000.
Untuk pilihan yang beragam silahkan datang ke Merdeka Walk.Beragam pilihan makanan dijual di pusat jajan berkonsep outdoor ini.Selain bersantap, kita juga bisa bersantai alias nongkrong layaknya muda-mudi Medan yang kerap menghabiskan waktu di pusat kota Medan.




Belanja murah di Medan
Bolu gulung khas Medan yang banyak diburu untuk oleh-oleh. (FOTO: bolumeranti.co.id)
Bolu gulung khas Medan yang banyak diburu untuk oleh-oleh.
Bagi yang ingin belanja oleh-oleh bisa langsung meluncur ke toko Bika Ambon Zulaikha yang berlokasi di Jalan Mojopahit 62.Kue khas Medan ini merupakan oleh-oleh paling populer dari Medan.Varian rasanya beragam,mulai dari orisinal,pandan,moka,keju,dan pandan keju.Satu loyangnya dibanderol mulai dari Ro 23.000 – 70.000.Selain bika ambon, toko ini juga menjual jenis kue lain,seperti kue nastar,kue jahe,brownies, kue pandan, hingga bandrek, emping, dan sirup terong belanda.
Pilihan lainnya ialah Bolu Meranti yang pusatnya di Jalan Kruing no. 2, Medan. Toko bolu gulung tersebut populer di kalangan wisatawan yang berkunjung ke Medan. Pilihan rasanya beragam, mulai dari keju, cokelat, blueberry, dan lain-lain. Toko Bolu Meranti juga buka cabang di Jalan Sisingamangaraja No. 19B, seberang Garuda Plaza Hotel.
Penginapan di Medan
Ada lebih dari 100 penginapan murah di kota Medan.Jenisnya beragam, mulai dari kelas losmen,wisma,hostel,hingga hotel berbintang.Penginapan kelas hostel bisa didapatkan dengan tarif menginap per malam yang berkisar antara Rp 145.000 – Rp 250.000.Sementara hotel jaringan berbintang seperti Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention,Swiss Bell inn Medan,dan lain-lain tarif menginapnya mulai dari Rp Rp 400.000.
Di Medan juga terdapat beberapa penginapan bernuansa Islami, beberapa diantaranya yakni Hotel Islami Aceh House Sriwijaya, Aceh House Hotel Islami Wahid Hasyim, The Sulthan Darussalam Medan, Hotel Syariah Grand Jamee.

Peta Kota Medan
http://ridethewind.files.wordpress.com/2013/12/copy-of-peta-medan1.jpeg?w=660